BANDA ACEH - Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia dan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh akan membuka Program Studi (Prodi) strata I Pendidikan Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) pada 2015, bahkan UPSI juga siap untuk menjalankan kerja sama serupa dengan UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
Dekan Fakulti Pendidikan dan Pengembangan Manusia (FPPM) UPSI, Malaysia, Prof Dr Amir Hasan menyampaikan hal ini dalam pertemuan dengan Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah di Pendapa Gubernur Aceh, Banda Aceh, Senin (17/11). Turut hadir dalam pertemuan itu, Timbalan Dekan untuk Akademik FPPM UPSI, Dr Abdul Rahim, Ketua Program Special Education (SLB), FPPM UPSI, Dr Haniz, Visiting Assosiate Profesor, FPPM UPSI, Malaysia, Prof Qismullah Yusuf.
Sedangkan Gubernur didampingi Kepala Dinas Syariat Islam, Prof Dr Syahrizal, Dekan FKIP Unsyiah dan lainnya. Menurut Amir Hasan, tujuan pertemuannya itu untuk menindaklanjuti surat Wagub dan permintaan Gubernur Aceh pada pertemuan dengan vice chacellor/Rektor UPSI di Kantor UPSI Malaysia, Agustus 2012 lalu, tentang kemungkinan UPSI bisa membantu Aceh dalam mendidik guru SLB untuk jenjang pendidikan strata I di Aceh bekerja sama Unsyiah atau UIN Ar-Raniry, Banda Aceh. “Rektor Unsyiah setuju UPSI membantu mereka membuka Prodi guru SLB di Aceh dalam waktu jangka panjang bekerja sama kedua kampus ini,” kata Amir Hasan. Menurut Amir, program kerja sama ini juga didukung Koordinator LPSDM Aceh, Prof Dr Said Muhammad dan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Anas M Adam MPd.
Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah dalam pertemuan itu mengatakan sangat mendukung rencana kerja sama itu, bahkan jika diperlukan Gubernur siap merekomendasi untuk mempercepat penerbitan izin pembukaan prodi guru SLB di FKIP Unsyiah tersebut oleh Dirjen Perguruan Tinggi di Kementerian. Sedangkan kepada pihak FKIP Unsyiah, Gubernur meminta agar segera melakukan langkah-langkah yang tepat dan cepat agar rencana kerja sama ini cepat terlaksana.
Gubernur menyebutkan saat ini di Aceh ada 41 SLB Negeri dengan jumlah guru 226 orang, tetapi guru yang telah memiliki pendidikan SLB S1 masih sangat
sedikit. Karena itu, menurut Zaini perlu dibuka prodi SLB di Unsyiah. Sedangkan dosennya bisa dimanfaatkan 12 guru yang pernah menempuh pendidikan di UPSI. Harapannya lulusan SLB di Aceh nantinya menjadi lebih baik dan berkualitas. “Mereka yang bersekolah di SLB, juga berhak mendapat pelayananan pendidikan yang baik dan berkualitas,” tegas Gubernur.
Visiting Associate, FPPM UPSI, Prof Qismullah Yusuf mengatakan program kerja sama UPSI dengan Unsyiah untuk membuka prodi SLB bukan program komersial dari UPSI, tetapi kerja sama Pemerintah Aceh/LPSDM dan Unsyiah. Program ini pernah dijadwalkan akan dimulai di UPSI, September 2014. Masa belajar empat tahun, dua tahun di UPSI dan dua tahun lagi di Unsyiah.
Finalisasi studinya tetap di UPSI. “Tapi karena masih ada beberapa persyaratan administrasi yang harus diselesaikan lebih dulu, maka ditunda hingga persyaratan seluruhya yang diminta Dirjen Perguruan Tinggi di Indonesia terpenuhi, baru programnya dijalankan,” kata Qismullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar